Mengenang Kera Sakti (Journey To The West)

Seekor kera, terpuruk terpenjara dalam gua..
Di gunung tinggi sunyi tempat hukuman para dewa..
Bertindak sesuka hati loncat kesana-kesini..
Hiraukan semua masalah dimuka bumi ini..

Gak, gue bukan lagi buat puisi. Sobat masih inget gak itu penggalan dari lirik lagu apa? Yup, itu adalah lirik dari film yang dulu setiap sore gue tunggu kehadirannya di indosiar. Setelah era ksatria baja hitam RX, banyak banget film anak-anak bermunculan kayak ninja jiraiya dan kawan-kawan. Tapi setelah itu, setelah gue beranjak SMP, gak ada lagi film yang bener-bener membuat booming dunia anak-anak. Memang masih ada beberapa film sih, tapi tema film anak-anak yang gitu-gitu aja membuat kami, rombongan anak-anak SMP dan sederajat, berasa mengalami kebosanan tontonan dan mengakibatkan kami lebih memilih baca komik. Sampai tiba pada saat film kera sakti (Journey to the west) muncul ke dunia pertipian Indonesia. Inilah saat-saat gairah menonton tipi kembali muncul.

 Foto 1. Inilah dia keluarga kecil SunGokong

Gue lupa kelas berapa saat film ini muncul, yang jelas film kera sakti ini bagaikan air di tanah tandus nan gersang buat gue. Saat telenovela merajai dunia pertelevisian Indonesia, gue mulai rada males nonton tipi, kebalikannya, nyokap gue justru keranjingan nonton tipi sampai lupa masak. Film kera sakti ini tiba-tiba muncul di era itu dan gue sukses menjadi pesaing terberat nyokap gue untuk berebutan remot tipi. Gue rindu akan masa-masa itu, SunGoKong dan teman-teman telah memberikan inspirasi bagi anak-anak di daerah rumah gue.

Walaupun filmnya menggambarkan tentang agama budha, tapi apa salahnya kalo kita mengetahui sejarah agama lain, lagian film itu juga memberikan nilai moral yang baik, seperti peduli kepada orang lain, nilai sebuah tanggung jawab dan masih banyak lagi nilai positif yang terkandung dalam film ini. Oke, sekarang kita bahas sedikit aja tentang nih film yang masih gue inget samar-samar.

Foto 2. Yang jelas gue bukan sebelah kanan.

Film kera sakti ini bercerita tentang empat pejantan tangguh (jadi lima kalo kudanya masuk hitungan) yang berkelana mencari kitab suci ke barat. Keempat  pejantan tangguh itu bernama Biksu Tong, SunGoKong, Pat Kai dan Wu Ching. Biksu Tong merupakan guru dari SunGoKong, Pat kai dan Wu Ching. Tugas mencari kitab suci ke barat ini merupakan tugas yang di berikan Dewi Kwan Im (gue gak tau tulisannya gimana) kepada biksu Tong. Nah di tengah perjalanan itu si botak biksu Tong bertemu dengan SunGoKong, Pat Kai dan Wu Ching. Bisa dibilang SunGokong kakak pertama, Pat kai kakak kedua, dan Wu Ching adik ketiga, kenapa bisa gitu? yuk kita bahas.

SunGoKong merupakan siluman kera yang paling dahsyat yang berasal dari gunung Huakwo, khayangan sama neraka (inget ya anak-anak, nih gak mungkin terjadi, hanya di film) aja di acak-acak sama nih kera terus dia berhasil mendapatkan tongkat sakti. Gue dulu sangat terobsesi memiliki tongkat sakti ini sampai kemana-mana setiap gue jalan-jalan keliling perumahan sama temen selalu memotong batang pohon yang gue anggap sebagai tongkat sakti (padahal buat jaga-jaga aja kalo dikejar anjing). Balik ke cerita, SunGoKong akhirnya dikalahkan si Budha Julai (gue gak tau tulisannya pokoknya nyebutnya gitu) dan akhirnya SunGoKong terperangkap di gunung lima jari, gak makan gak minum apalagi boker, jangan kan boker, kentut aja gak keluar kali ya. Akhirnya setelah bertahun-tahun lamanya, Biksu Tong menemukan SunGokong dan melepaskan SunGoKong dari gunung lima jarinya si Budha Julai, akhirnya SunGoKong pun bisa boker, apalagi kentut.

Sedangkan Pat Kai adalah (dulunya) merupakan panglima Tiang Feng (gue gak tau tulisannya). Karena tergoda oleh silaunya nafsu duniawi dan terlibat cinta terlarang akhirnya panglima Tiang Feng diturunkan ke bumi jadi siluman babi bernama Pat Kai. Menurut gue sih, Pat Kai merupakan sengenes-ngenesnya jomblo alias jomblo yang paling ngenes di bumi ini. Kata sakti Pat Kai saat lagi ngenes-ngenesnya di tengah malam adalah seperti ini, "Cinta, penderitaannya tiada akhir," beh kalo udah liat Pat Kai ngomong gini rasanya pengen nimpuk mukanya aja. Apalagi waktu dia udah ngerayu cewek dengan janji manisnya, pengen rasanya gue tarik hidungnya biar agak mancungan dikit.

Foto 3. Gini nih kalo jomblo ngenes lagi ngerayu cewek.

Tuh kan liat aja tuh fotonya, sok iye banget kan, padahal ujung-ujungnya ditolak. Gue skip aja dah, akhirnya si Pat Kai ini bertemu Biksu Tong dan SunGoKong. Setelah perjuangan yang alot dari SunGoKong dan biksu Tong, akhirnya Pat Kai ikut juga ngambil kitab sucu ke barat. Lalu berikutnya adalah Wu Ching yang merupakan orang terakhir yang direkrut. Gue lupa sejarahnya Wu Ching ini gimana, kalo gak salah sih hampir mirip Pat Kai gitu, bedanya Wu Ching lebih baek orangnya.

Ada beberapa episode yang gue inget dan menurut gue seru. Yang pertama saat mereka bertemu siluman tengkorak yang menyebabkan SunGoKong diusir sama Biksu Tong. Sumpah, ini episode yang paling mengharukan. Kemudian ada episode saat bertemu dengan siluman laba-laba, dimana salah satu siluman laba-laba ini suka sama SunGoKong, ini episode yang gak kalah serunya. Ketiga episode dimana rombongan biksu Tong mendatangi negeri wanita dimana di satu kota itu isinya cewek semua, ini episode yang gue suka. Kalo gue sutradaranya, gue panjangin nih episode sampai dua puluh episode (ngarep). Keempat adalah episode dimana akhirnya anak dari siluman kerbau (kakak angkat SunGoKong) dan dewi kipas (gue lupa namanya) yang nakalnya minta ampun akhirnya menjadi pengikut Dewi Kwan Im, ini juga episode mengharukan.

Kelima ada episode dimana rombongan biksu Tong menempuh perjalanan di padang gersang dimana jarak matahari sangat dekat ke kepala, inilah episode yang membuat semua rombongan pencari kitab suci ini tepar kayak ikan keabisan oksigen. Dan terakhir, episode yang paling seru menurut gue adalah saat berhadapan dengan kera Tung pei (sekali lagi, tulisannya gue gak tau).

Foto 4. Ini dia si kera Tung pei dan kudanya yang cute

Si kera Tung Pei ini sangat terobsesi menggantikan SunGoKong untuk menemani rombongan biksu Tong mencari kitab suci dan menjadi dewa. SunGoKong sempet kalah sama nih kera sampai-sampai SunGoKong masuk ke piringan emas yang bahkan para dewa gak bisa ngancurin tuh piringan. Untungnya ada gajah apa itu namanya gue lupa yang nginjek tuh piringan jadi SunGoKong bebas dan menglahkan kera Tung Pei.

Di akhir film rombongan Biksu Tong berhasil ke barat dan mendapat kitab suci. Biksu Tong jadi budha kalo gak salah, SunGoKong jadi dewa perang, si Pat Kai jadi dewa asmara dan Wu Ching jadi dewa apa ya gue lupa. Itulah dia sedikit kenangan gue tentang film kera sakti ini, sebenernya kera sakti ini di buat sekuel keduanya, tapi berhubung pemeran SunGoKong-nya diganti gue males nonton yang keduanya. Kita semua bisa belajar dari film model gini, kayak yang udah gue bilang tadi, kita belajar untuk saling peduli, belajar mengemban tanggung jawab, belajar bekerja keras, belajar sabar dan belajar untuk menghargai waktu, jangan kayak Pat Kai yang kerjaannya godain cewek mulu. Dan gue rasa film ini harus diputar lagi, karena anak-anak zaman sekarang membutuhkan banyak film yang seperti ini. 

Home - About - Order - Testimonial
Copyright © 2010 Tentang FaceBook All Rights Reserved.