Cinta. Apa itu cinta? cinta adalah sesuatu yang kalau kita pendam akan merusak jaringan saraf kita, dia akan mengalir melalui nadi kita dan menyebarkan virus galau pada otak kita, tapi apabila kita lepaskan, kita akan dihadapkan pada dua pilihan, diterima atau ditolak, garuk-garuk tanah atau senyum-senyum jigong gak jelas. Ya, kali ini, dihari merah jambu ini, gue akan berbicara mengenai konteks cinta kepada pasangan. Yang belum punya pasangan juga boleh baca. Apa? mau nangis dulu sebelum baca? boleh. Ngomongin soal cinta, berarti kita ngomongin tentang sakit dan senang, hitam dan putih serta manis dan pahit. Oke, bagi yang jomblo silahkan meratapi kejombloan kalian dulu (sumpah, ini postingan yang akan sangat berat kalian lalui, para jombloers). Jujur gue gak ngerti kenapa cinta ini membuat kita mendadak autis, kenapa cinta ini membuat kita galau dan kenapa cinta ini membuat kita rela menjadi babu.
Gue heran kenapa hati kita itu berdebar-debar kalau lagi ngomong sama orang yang kita suka. Kita akan selalu gugup kalau sedang berhadapan dengan orang yang kita suka. Pernah temen gue curhat sama gue gini, "Gue tuh Feb, kalo deket dia gak bisa ngapa-ngapain. Gue selalu gugup. Bibir gue ini gak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Gimana gue mau nembak dia kalo didepan dia aja gue gak bisa ngomong apa-apa." Mana gue tau! Kadang gue suka bete sendiri dengerin curhatan orang-orang galau ini. Para galau ini, kalau curhat, mereka akan selalu membuat pernyataan yang gak jelas, obrolan mereka itu selalu muter-muter, belum lagi ditambah raut wajah yang memelas tak berdaya. Entah kenapa gue tuh selalu geli kalau cowok galau curhat sama cowok juga. Berasa kayak gay yang diputusin cowok gay lain. Cowok, kalau curhat cuma berdua sama cowok lain dalam satu kamar, itu akan menimbulkan suasana yang sangat "maskulin". Gak kebayang gue gimana pas cowok yang lagi curhat ini lama-lama grepe grepe temen curhatnya, terus mereka pelukan, terus ciuman. Uweeeeeeeekk... Jijik!!
Jadi sory kalau ada cowok yang mau curhat sama gue berdua aja di dalam satu kamar, pasti gue tolak. Kalau mau curhat sama gue berdua aja, ajak gue ke KFC dulu, curhat disana. Menurut gue, cinta itu aneh, kita akan selalu dibuat penasaran kalau belum mendapatkannya, tapi kita juga selalu grogi untuk sekedar bilang "aku suka sama kamu. Mau gak kamu jadi pacar aku?" Padahal kalau di teliti lagi, kalimat itu tuh sangat sederhana. Tapi kenapa selalu ada pertarungan antara mulut dan otak ketika ingin mengucapkannya?
Walaupun begitu, gak bisa dipungkiri lagi kalau cinta itu juga akan menghadirkan beberapa momen manis saat dijalanin. Gue inget banget waktu pertama kali jadian sama cewek gue yang sekarang. Dulu masih jaman friendster, kita tukar-tukaran foto dan saling menjelajahi sifat masing-masing. Kita berdua selalu smsan, selalu telponan. Jadwal sms itu pagi jam 8 sampai pukul 10, siang pukul 12.30 sampai 14.00, sore 16.00 sampai 17.30, malam pukul 20.00 sampai 22.00. Jadwal telponan itu malem aja kalau lagi mood dan ada pulsa. Gue juga inget waktu pertama kali gue ketemu sama dia, ternyata dia agak-agak heran sama foto gue di friendster yang jauh dari kenyataan, gue langsung drop (maklum foto saat itu adalah hasil jepretan ke seratus sekian). Tapi dia tetap terima gue apa adanya. Walaupun muka gue lebih mirip jalan yang belum di aspal.
Gue juga inget banget waktu do'i ke Bandung. Kita makan-makan bareng, ketawa bareng, nonton bioskop bareng, nonton film drama Korea di laptop bareng walaupun dalam hati gue teriak; "Matiin film ini!! Cukuuuuupp!", pokoknya hari-hari bersama dia selalu menyenangkan. Cinta itu selalu indah kalau kita menjalaninya dengan sepenuh hati. Selalu ada saat-saat dimana cinta itu akan membuat kita melayang. Terkadang cinta akan membuat kita lupa segalanya. Itulah cinta, memaksa seseorang untuk selalu mengagung-agungkannya. Tapi gue bingung, kenapa cinta ini, sampai detik ini, selalu diidentikan dengan hati. Banyak banget kalimat-kalimat yang menggambarkan cinta itu adanya di dalam hati kayak, "Hatiku terluka karena kamu", "Cinta di dalam hatiku tidak akan pernah pudar","Hati ini selalu untukmu sayang", kenapa cinta gak diidentikan dengan organ tubuh lain kayak bokong misalnya, atau mungkin paru-paru. Kenapa orang gak ada yang bilang; "Bokong ini selalu untukmu sayang," atau "Cinta di dalam paru-paruku tidak akan pernah pudar," kenapa? apakah hati melambangkan cinta? kalau melambangkan cinta, kenapa gak ada yang mau belah perutnya pakai pisau terus hatinya diambil buat dikasih ke pasangannya?
Cinta juga akan selalu memiliki sisi gelap. Cinta itu sewaktu-waktu akan merubah warnanya yang tadinya pink jadi warna hitam pekat. Gue inget banget saat-saat gue ribut sama cewek gue tentang beberapa hal yang pribadi yang gak bisa gue sebut disini. Gue inget banget saat cewek gue meninggalkan Bandung untuk pulang ke kotanya lagi. Betapa sangat menyesakkan. Seakan-akan hari-hari yang telah dilalui bersama itu hilang tak berbekas. Walaupun sesudahnya kita tetap kontak-kontakan, tapi rasanya tetap aja beda. Yang tertinggal hanya kegalauan. Pahitnya cinta itu lebih pahit dari segelas kopi. Pahitnya cinta itu lebih menyakitkan daripada di sunat. Ketika cinta itu sudah tidak menemui kecocokan, ketika cinta itu sudah mulai merasakan kebosanan, ketika cinta itu tidak bisa saling menahan ego. Cinta itu akan terbang mengepakkan sayapnya dan hinggap di jiwa yang berbeda. Cinta itu tidak peduli ada jiwa yang terluka, sampai-sampai ada lagunya kalau lebih baik sakit gigi daripada sakit hati ini. Momen kelam yang dihadirkan cinta ini tentunya gak diharapkan semua orang, tapi itu pasti terjadi. Kepahitan cinta itu pasti akan hinggap kepada manusia-manusia yang menggenggam cinta, apa pun bentuknya.
Cinta itu sebenarnya adalah perjudian. Kita gak tau bagaimana hasil kedepannya. Kita selalu dihadapkan pada sebuah ketidakpastian. Cinta itu ibarat ngupil, kita gak tau apakah upil yang kita ambil itu melekat di jari kita atau dia malah masuk ke dalam lubang hidung kita lebih dalam lagi sampai masuk ke tenggorokan. Cinta itu sebuah dilema. Untuk PDKT aja kita berasa udah kayak mau masuk neraka. Kita selalu takut akan ketidakpastian cinta ini. Kita selalu takut kalau ada sebuah penolakan akan cinta kita. Tapi itulah cinta, selama sayapnya masih bisa menuntunnya terbang jauh, dia akan terus mencari dan mencari, hingga menemukan rumah yang pas untuk ditempati. Dimana pun itu, yang pasti seseorang telah menyediakan rumah yang abadi untuk cinta kita. Cepat atau lambat rumah abadi nan kokoh itu pasti akan kita tempati. Jadi, berhentilah menggalau para jiwa muda yang jomblo. Nah lho, kok akhirnya jadi kayak postingan buat orang jomblo gini, ah sudahlah.