
Disaat kutermangu sepi
Menahan perih yang kualami... Oh Hujan.. Gue mau boker!!
Gak, gak, gak, ini bukan puisi tentang hujan. Kali ini, lagi-lagi gue akan menelurkan sebuah tulisan yang gak jelas. Entah kenapa juga gue nulis tentang hujan. Kenapa ya? gak tau. Gue tuh selalu senang kalau hujan tiba. Kenapa? karena itu bisa jadi alasan gue gak masuk kuliah. Memang licik tapi asik, alach. Gue sengaja gak beli payung biar kalau hujan bisa jadi alasan untuk gak masuk kuliah, hal yang gak terjadi saat gue SD dulu. Pas SD, gue gak bisa menjadikan hujan tuh alasan untuk gak sekolah atau ngaji.
Tik.. tik.. tikk... (suara hujan yang di lagu-lagu)
"Mah, hujan deres diluar. Feby gak sekolah ya," rayuan khas anak SD.
"Gak bisa! Nih..," nyokap gue menggenggam payung gede di tangan kanannya."Pakai payung! lawan malas kamu itu!"
Gak enak banget, yang bisa jadi alasan gue bolos dulu tuh cuma sakit. Hujan juga dulu sangat dinanti-nantikan sama tetangga komplek gue. Kenapa? soalnya kalau hujan tuh lantai teras gue basah dan licin. Itu dimanfaatkan gue dan para bocah tetangga lainnya main perosotan gak jelas, entah kenapa itu enak banget. Main perosotan di lantai teras yang basah karena air hujan tuh sumpah nikmat banget dulu. Sensasinya gak bisa di dapat lagi sekarang. Kalau sekarang, gue kayak itu, bisa jadi dikira orang stress gue. Dulu waktu gue baru-baru nya belajar puasa juga sangat menantikan hujan ini. Yang biasanya gue males ngaji, kalau hujan gue jadi suka ngaji pas bulan puasa dulu. Bukan karena gue sok alim, tapi gue minum air hujan! yah, namanya juga masih bocah. Jadi pas buka puasa gue jadi berbuka dengan keadaan perut kembung.
Nah, dalam perkembangannya, hujan kini berganti peran. Hujan kini terasa sangat menyakitkan untuk orang-orang yang lagi patah hati. Entah darimana itu, yang jelas suasana hujan memang sangat mewakili isi hati.
Baru ditembak ---> Senyum-senyum kecil ---> Hujan ---> Mojok dekat jendela ---> Senyum lebar.
Baru putus ---> Cemberut ---> Hujan ---> Mojok dekat jendela ---> Ambil tisu ---> Nangis histeris.
Berusaha Move On ---> Hujan ---> Galau.
Dari siklus diatas, kelihatan dengan jelas kalau hujan tuh bisa sangat membuat kita senang atau sangat membuat kita sedih. Hujan juga membuat pedekate berjalan tersendat-sendat. Nah, inilah bedanya orang yang pedekate bawa mobil sama orang yang pedekate bawa motor. Bagi kalian pengendara motor, kalau ada saingan yang bawa mobil itu sangat berat. Bukan karena kendaraannya yang udah mobil, tapi karena pada saat pedekate, pengendara mobil ini masih bisa melancarkan serangan walaupun hujan. Sedangkan pengendara motor, mereka harus beli jas hujan dulu, apalagi kalau anak kosan rasanya beli jas hujan tuh berat banget. Serangan cinta jadi berjalan lebih lambat.
Bukan hanya menggalaukan orang-orang yang sedang kasmaran dan dilanda patah hati, hujan juga menggalaukan para penjual es tong-tong. Gue pernah jalan di saat cuaca hujan, payungan, terus lihat penjual es tong-tong dan di seberang nya jualan bakso. Kontras banget, penjual bakso laku keras sedangkan penjual es tong-tong diem tanpa kata sambil teduhan, mungkin dalam hatinya ngomong gini, "Ya tuhan, hentikanlah hujanmu, hamba ingin panaaaass!"
Hujan juga bisa buat pejalan kaki jengkel. Gue, sebagai pejalan kaki holic, udah sering banget kena muncratan kubangan yang dihasilkan dari mobil atau motor yang melintas. Jalan yang kebanyakan bolong-bolong itu telah menampung air hujan dan dengan seketika akan menyebar liar karena dilindas kendaraan. Sumpah, kena muncratan kubangan itu gak enak banget. Tanah-tanah jalanan yang basah tuh gak enak banget kalau nempel di baju sama celana, apalagi kalau sampai ke muka. Ya, turunnya hujan itu juga menghasilkan sisi positif dan negatif. Hujan bisa mencegah kekeringan, hujan membantu para petani, hujan membuat kita tidur nyenyak, tapi di satu sisi hujan juga bisa buat banjir, hujan bisa menunda keringnya pakaian kita, hujan bisa menunda jadwal ngedate, hujan bisa buat galau, dll. Yang jelas, kita semua pasti pernah merasakan dampak positif dan negatif dari hujan. Apa pun itu, turunnya hujan adalah sesuatu yang tetap harus kita syukuri.