Warning: Postingan gue kali ini sangat tidak cocok untuk jiwa-jiwa yang gelisah karena cinta. Jadi sebaiknya kalian menutup halaman ini sebelum galau kalian tambah akut.

"Feb, lo tau kan cewek di bis tadi?"
"Yang mana?"
"Itu tuh yang kata lo bau ketek !!"
"Oh iya-iya, tuh cewek sukses buat gue menderita selama dua puluh menit. Memang kenapa?"
"Gak, gue suka aja sama tuh cewek."
(Song: Hiduplah Indonesia raaaaayaaa.....)
Ketertarikan sekilas kemudian hilang ini pasti pernah dialami setiap orang. Sekali lagi sampai sekarang gue gak ngerti kenapa ini terjadi. Tentunya ketertarikan sekilas ini pernah gue alami juga di SD. Kata orang-orang jaman dulu, itu disebut cinta monyet karena cinta yang tumbuh masih sangat-sangat kecil dan bisa loncat-loncat kemana-mana dengan cepat kayak monyet. Coba kalau cinta gajah, dijamin kita gak akan bisa cepat berlari dari satu hati ke hati lain. Dulu di SD gue pernah suka sama seseorang dan pastinya itu cewek, bukan cowok. Entah kenapa gue suka aja. Setiap mendengar suaranya, melihat tingkahnya dan senyumannya, kayaknya dunia ini terasa indah setiap gue masuk sekolah. Satu-satunya yang bisa mengalahkan cinta monyet gue itu adalah Pak Jun, Guru Agama gue yang sukses buat gue gak berani masuk sekolah. Untuk lebih tau ada apa gue dengan Pak Jun ini ubek-ubek aja postingan lama gue.
Cewek kelas 6C itu selalu membuat gue semangat sekolah. Setiap dia gak masuk sekolah entah kenapa mood gue hilang. Tapi setelah gue pikir-pikir, gue sama dia tuh kayak bumi dan Neptunus. Jauuuuh. Do'i disukai hampir semua cowok di sekolah sementara gue disukai Ibu-Ibu arisan karena kemontokan gue, do'i rambutnya lurus teratur sementara rambut gue belah pinggir, sesekali belah tengah dan sumpah itu culun banget, do'i hidungnya mancung sementara gw pesek dan sedikit melebar, mata do'i normal sementara gue ketika itu memakai kacamata tebal, saking tebalnya kacamata gue itu gak hancur dilindes truk, oke itu lebay dan garing. Perbedaan gue sama dia sangat kontras, tapi pada saat itu gue gak mempermasalahkannya. Selama ada dia di kelas, itu udah cukup bagi gue.
Bukan berarti pas SMP sama SMA gue gak tertarik sama cewek, gue juga pernah merasakan suka sama lawan jenis ketika masa-masa itu, tapi gak ada cewek yang buat gue benar-benar suka seperti jaman SD dulu. Walaupun kita merasa gak selevel dengan orang yang tiba-tiba kita suka, tapi setidaknya itu akan membuat kita salah tingkah. Kita gak tau kenapa kita jadi gitu ketika orang yang kita suka ada di samping kita, untuk memandang matanya aja terkadang kita gak mampu, padahal yang kita rasain bukan cinta yang sebenarnya. Kenapa? Kenapa!!
Sampai sekarang pun gue terkadang masih merasakan suka sekilas sama lawan jenis. Tapi hal itu tidak mengurangi rasa cinta gue dengan cewek gue sekarang si Joko. Dan cinta monyet itu sekarang sudah bertransformasi menjadi cinta brontosaurus kalau kata Raditya Dika. Ya, biar gimana pun menjalin hubungan itu seperti mengendarai mobil, kita harus memilih gigi yang pas agar mobil tersebut berjalan dengan baik. Godaan ada dimana-mana, tapi jangan biarkan godaan itu menelan kita bulat-bulat. Sory nih gue buat postingan yang rada-rada pink gini, mungkin ini karena pengaruh FTV yang sering gue tonton. Oh iya, tolong kepada pembuat FTV, ceritanya jangan monoton. Gue tuh geli banget kalau ceritanya benci jadi cinta lagi, si miskin dan si kaya lagi, Bali dan Jawa lagi, eneg gue. Yaaaa kalau saran gue sih coba mengangkat cerita yang unik misalnya si cewek jatuh cinta ke cowok karena upil si cowok nyangkut di rambutnya, kan menarik tuh. Kenapa gue jadi ngomongin FTV gini. Udah ah, sekian dulu postingan di hari minggu yang ceria ini. Selamat berakhir pekan. Chibi, chibi, chibi... Huuueekk!
NB: Jangan menyalahkan penulis bila kadar kegalauan anda meningkat.